ISLAM
Menurut Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Artikel ini adalah bagian dari seri Islam |
---|
Rasul |
Nabi Muhammad SAW . |
Kitab Suci |
Al-Qur'an . |
Rukun Islam |
1. Syahadat · 2. Salat · 3. Zakat 4. Puasa · 5. Haji |
Rukun Iman |
Iman kepada: 1. Allah 2. Malaikat · 3. Kitab Allah ·4. Rasul 5. Hari Akhir · 6. Qada & Qadar |
Tokoh Islam |
Nabi & Rasul Sahabat Ahlul Bait As-Sabiqun al-Awwalun Salaf as-Shalih |
Kota Suci |
Mekkah · & · Madinah |
Kota suci lainnya |
Yerusalem · Hebron · Bayt Lahm Istanbul · Ghadir Khum |
Hari Raya |
Idul Fitri · & · Idul Adha |
Hari besar lainnya |
Ramadhan Isra & Mi'raj · Maulid Nabi Tahun baru Islam · Lailatul Qadar |
Arsitektur |
Masjid ·Menara ·Mihrab Ka'bah · Arsitektur Islam |
Jabatan Fungsional |
Khalifah ·Ulama ·Muadzin Imam·Mullah·Mufti |
Hukum Islam |
Al-Qur'an ·Hadist Sunnah · Fiqih · Fatwa Syariat · Ijtihad |
Manhaj |
Salafiyyah |
Mazhab |
Sunni: Hanafi ·Hambali Maliki ·Syafi'i |
Lain-lain: Ibadi · Barelwi · Deobandi Khawarij·Syi'ah Murji'ah·Mu'taziliyah Mujassimah·Asy'ariyah |
Lihat Pula |
Portal Islam |
Indeks mengenai Islam |
Islam (Arab: al-islām, الإسلام dengarkan: "berserah diri kepada Tuhan") adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah.
Dengan lebih dari satu seperempat miliar orang pengikut di seluruh dunia,[1][2] menjadikan Islam sebagai agama terbesar kedua di dunia setelah agama Kristen.[3] Islam memiliki arti "penyerahan", atau penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan (Arab: الله, Allāh).[4] Pengikut ajaran Islam dikenal dengan sebutan Muslim yang berarti "seorang yang tunduk kepada Tuhan"[5][6], atau lebih lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimat bagi perempuan. Islam mengajarkan bahwa Allah menurunkan firman-Nya kepada manusia melalui para nabi dan rasul utusan-Nya, dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus ke dunia oleh Allah.
Aspek kebahasaan
Islam berasal dari kata Arab Aslama-Yuslimu-Islaman yang secara kebahasaan berarti 'Menyelamatkan' misal teks 'Assalamu Alaikum' yang berarti Semoga Keselamatan menyertai kalian semuanya. Islam/Islaman adalah Masdar/Kata benda sebagai bahasa penunjuk dari Fi'il/Kata kerja yaitu 'Aslama' =Telah Selamat (Past Tense) dan 'Yuslimu' =Menyelamatkan (Past Continous Tense)
Kata triliteral semitik 'S-L-M' menurunkan beberapa istilah terpenting dalam pemahaman mengenai keislaman, yaitu Islam dan Muslim. Kesemuanya berakar dari kata Salam yang berarti kedamaian.[7] Kata Islam lebih spesifik lagi didapat dari bahasa Arab Aslama, yang bermakna "untuk menerima, menyerah atau tunduk" dan dalam pengertian yang lebih jauh kepada Tuhan. [8]
Aspek kemanusiaan
Dengan demikian, Islam berarti penerimaan dari dan penyerahan diri
kepada Tuhan, dan penganutnya harus menunjukkan ini dengan
menyembah-Nya, menuruti perintah-Nya, dan menghindari politheisme. Perkataan ini memberikan beberapa maksud dari al-Qur’an.
Dalam beberapa ayat, kualitas Islam sebagai kepercayaan ditegaskan:
"Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk,
niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam..."[9] Ayat lain menghubungkan Islām dan dīn
(lazimnya diterjemahkan sebagai "agama"): "...Pada hari ini telah
Ku-sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu
nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu."[10]
Namun masih ada yang lain yang menggambarkan Islam itu sebagai
perbuatan kembali kepada Tuhan-lebih dari hanya penyataan pengesahan
keimanan.[11]
Kepercayaan
Kepercayaan dasar Islam dapat ditemukan pada dua kalimah shahādatāin ("dua kalimat persaksian"), yaitu "asyhadu an-laa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna muhammadan rasuulullaah"
- yang berarti "Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan saya
bersaksi bahwa Muhammad saw adalah utusan Allah". Esensinya adalah
prinsip keesaan Tuhan dan pengakuan terhadap kenabian Muhammad.
Adapun bila seseorang meyakini dan kemudian mengucapkan dua kalimat
persaksian ini, ia dapat dianggap telah menjadi seorang muslim dalam
status sebagai mualaf (orang yang baru masuk Islam dari kepercayaan lamanya).
Kaum Muslim percaya bahwa Allah mengutus Muhammad sebagai Nabi terakhir setelah diutusnya Nabi Isa 6 abad sebelumnya. Agama Islam mempercayai bahwa al-Qur'an dan Sunnah (setiap perkataan dan perbuatan Muhammad) sebagai sumber hukum dan peraturan hidup yang fundamental.[12]
Mereka tidak menganggap Muhammad sebagai pengasas agama baru, melainkan
sebagai penerus dan pembaharu kepercayaan monoteistik yang diturunkan
kepada Ibrahim, Musa, Isa, dan nabi oleh Tuhan yang sama. Islam menegaskan bahwa agama Yahudi dan Kristen
belakangan setelah kepergian para nabinya telah membelokkan wahyu yang
Tuhan berikan kepada nabi-nabi ini dengan mengubah teks dalam kitab
suci, memperkenalkan intepretasi palsu, ataupun kedua-duanya.[13]
Umat Islam juga meyakini al-Qur'an yang disampaikan oleh Allah kepada Muhammad. melalui perantara Malaikat Jibril adalah sempurna dan tidak ada keraguan di dalamnya (Al-Baqarah [2]:2). Di dalam al-Qur'an Allah juga telah berjanji akan menjaga keotentikan al-Qur'an hingga akhir zaman.
Adapun sebagaimana dinyatakan dalam al-Qur'an, umat Islam juga diwajibkan untuk beriman dan meyakini kebenaran kitab suci dan firman-Nya yang diturunkan sebelum al-Qur'an (Zabur, Taurat, Injil dan suhuf para nabi-nabi yang lain) melalui nabi dan rasul terdahulu sebelum Muhammad.[14]
Umat Islam juga percaya bahwa selain al-Qur'an, seluruh firman Allah
terdahulu telah mengalami perubahan oleh manusia. Mengacu pada kalimat
di atas, maka umat Islam meyakini bahwa al-Qur'an adalah satu-satunya
kitab Allah yang benar-benar asli dan sebagai penyempurna kitab-kitab
sebelumnya.
Umat Islam meyakini bahwa agama yang dianut oleh seluruh nabi dan
rasul utusan Allah sejak masa Adam adalah satu agama yang sama dengan (tauhid|satu
Tuhan yang sama), dengan demikian tentu saja Ibrahim juga menganut
ketauhidan secara hanif (murni) yang menjadikannya seorang muslim.[15][16] Pandangan ini meletakkan Islam bersama agama Yahudi dan Kristen
dalam rumpun agama yang mempercayai Nabi Ibrahim as. Di dalam
al-Qur'an, penganut Yahudi dan Kristen sering direferensikan sebagai Ahli Kitab atau orang-orang yang diberi kitab.
Lima Rukun Islam
Islam memberikan banyak amalan keagamaan. Para penganut umumnya digalakkan untuk memegang Lima Rukun Islam, yaitu lima pilar yang menyatukan Muslim sebagai sebuah komunitas.[17] Tambahan dari Lima Rukun, hukum Islam (syariah)
telah membangun tradisi perintah yang telah menyentuh pada hampir semua
aspek kehidupan dan kemasyarakatan. Tradisi ini meliputi segalanya dari
hal praktikal seperti kehalalan, perbankan, jihad dan zakat.[18]
Isi dari kelima Rukun Islam itu adalah:
-
Mengucapkan dua kalimah syahadat dan meyakini bahwa tidak ada yang berhak ditaati dan disembah dengan benar kecuali Allah saja dan meyakini bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul Allah.
-
Mendirikan salat wajib lima kali sehari.
-
Berpuasa pada bulan Ramadan.
-
Membayar zakat.
-
Menunaikan ibadah haji bagi mereka yang mampu.
Enam Rukun Iman
Muslim juga mempercayai Rukun Iman yang terdiri atas 6 perkara yaitu:
-
Iman kepada Allah
-
Iman kepada malaikat Allah
-
Iman kepada Kitab Allāh (Al-Qur'an, Injil, Taurat, Zabur dan suhuf)
-
Iman kepada nabi dan rasul Allah
-
Iman kepada hari kiamat
-
Iman kepada qada dan qadar
Ajaran Islam
Hampir semua Muslim tergolong dalam salah satu dari dua mazhab terbesar, yaitu Sunni (85%) dan Syiah
(15%). Permasalahan terjadi akibat perbedaan pandangan tentang siapa
yang seharusnya memimpin kaum Muslim sesudah wafatnya Muhammad. Islam
adalah agama predominan sepanjang Timur Tengah, juga di sebagian besar Afrika Utara dan Asia. Komunitas besar juga ditemui di Cina, Semenanjung Balkan di Eropa Timur dan Rusia. Terdapat juga sebagian besar komunitas imigran Muslim di bagian lain dunia, seperti Eropa Barat. Sekitar 20% Muslim tinggal di negara-negara Arab,[19] 30% di subbenua India dan 15.6% di Indonesia, negara Muslim terbesar berdasar populasi.[20]
Negara dengan mayoritas pemeluk Islam Sunni adalah Indonesia, Arab Saudi, dan Pakistan sedangkan negara dengan mayoritas Islam Syi'ah adalah Iran dan Irak. Doktrin antara Sunni dan Syi'ah berbeda pada masalah imamah (kepemimpinan) dan peletakan Ahlul Bait
(keluarga keturunan Muhammad). Namun baik Sunni maupun Syi'ah secara
umum berpandangan sama terhadap rukun Islam dan rukun Iman yang
merupakan aspek fundamental keimanan dalam Islam walaupun dengan
terminologi yang berbeda.
Allah SWT
Allāh (Arab: الله, Allaah) adalah kata dalam bahasa Arab yang merujuk pada nama Tuhan.
Perkataan tuhan dalam bahasa Arab adalah Ilah sebagaimana dalam dua
kalimah sahadah Islam. Kata Allah ini lebih banyak dikenal sebagai
sebutan tuhan oleh penganut agama Islam. Kata ini sendiri di kalangan para penutur bahasa Arab, adalah kata yang umum untuk menyebut tuhan["Tuhan" dalam bahasa Arab adalah Ilah], terlepas dari agama mereka, termasuk penganut Yahudi dan Kristen Arab. Konsekuensinya, kata ini digunakan dalam terjemahan kitab suci agama Kristen dan Yahudi yang berbahasa Arab, sebagaimana pula terjemahan Alkitab dalam bahasa Indonesia dan Turki.
Kata "Allah" disebutkan lebih dari 2679 kali dalam Al-Qur'an.[1] Sedangkan kata "Tuhan" dalam bahasa Arab adalah Ilah (إله) disebut ulang sebanyak 111 kali dalam bentuk mufrad, ilahaini dalam bentuk tatsniyah 2 kali dan aalihah dalam bentuk jama' disebut ulang sebanyak 34 kali.
Etimologi
Beberapa teori mencoba menganalisa etimologi dari kata "Allah". Salah
satunya mengatakan bahwa kata Allāh (الله) berasal dari gabungan dari
kata al- (sang) dan ʾilāh (tuhan) sehingga berarti "Sang Tuhan". Namun
teori ini menyalahi bahasa dan kaidah bahasa Arab. Bentuk ma'rifat
(definitif) dari ilah adalah al-ilah, bukan Allah. Dengan demikian kata
al-ilah dikenal dalam bahasa Arab. Penggunaan kata tersebut misalnya
oleh Abul A'la al-Maududi dalam Mushthalahatul Arba'ah fil Qur'an (h. 13) dan Syaikh Abdul Qadir Syaibah Hamad dalam al-Adyan wal Furuq wal Dzahibul Mu'ashirah (h. 54).
Kedua penulis tersebut bukannya menggunakan kata Allah, melainkan
al-ilah sebagai bentuk ma'rifat dari ilah. Dalam bahasa Arab pun dikenal
kaidah, setiap isim (kata benda atau kata sifat) nakiroh (umum) yang
mempunyai bentuk mutsanna (dua) dan jamak, maka isim ma'rifat kata
itupun mempunyai bentuk mutsanna dan jamak. Hal ini tidak berlaku untuk
kata Allah, kata ini tidak mempunyai bentuk ma'rifat mutsanna dan jamak.
Sedangkan kata ilah mempunyai bentuk ma'rifat baik mutsanna (yaitu
al-ilahani atau al-ilahaini) maupun jamak (yaitu al-alihah). Dengan
demikian kata al-ilah dan Allah adalah dua kata yang berlainan.[2]
Teori lain mengatakan kata ini berasal dari kata bahasa Aram Alāhā.[3] Cendekiawan muslim kadang-kadang menerjemahkan Allah menjadi "God" dalam bahasa Inggris.
Namun demikian, sebagian yang lain mengatakan bahwa Allah tidak untuk
diterjemahkan, dengan berargumen bahwa kata tersebut khusus dan agung
sehingga mesti dijaga, tidak memiliki bentuk jamak dan gender (berbeda
dengan God yang memiliki bentuk jamak Gods dan bentuk feminin Goddess dalam bahasa inggris). Isu ini menjadi penting dalam upaya penerjemahan Al-Qur'an.
Tipografi
Kata Allāh selalu ditulis tanpa alif untuk mengucapkan vowel ā. Ini disebabkan karena ejaan Arab masa lalu berawalan tanpa alif untuk mengeja ā. Akan tetapi, untuk diucapkan secara vokal, alif kecil selalu ditambahkan di atas tanda saddah untuk menegaskan prononsiasi tersebut.
Allah dalam Islam
Aqidah |
|
Rukun Islam (Sunni) | |
Syahādah - Pernyataan keyakinan Ṣalāt - Sembahyang Zakāh - Membayar sedekah wajib Ṣaum - Berpuasa selama bulan Ramadan Haji - Melakukan serangkaian ibadah di Mekkah |
|
Rukun Iman (Sunni) | |
Allāh - Tawhīd Malaikat - Keberadaan dan tugasnya Kitab Allāh - Shuhuf dan kitab Nabi dan Rasul - Syariat agama Hari Akhir - Hari Pembalasan Qada dan Qadar - Ketentuan dan takdir |
|
Lainnya | |
Eskatologi Islam. |
alam Islam, Allah adalah satu-satunya Tuhan (tanpa sekutu)[4], Sang Pencipta, Hakim dari seluruh makhluk, Maha Kuasa, Maha Penyayang, Maha Pemurah dan Tuhan dari Ibrahim, Ismail, Ishaq, Yakub, Musa, Dawud, Sulaiman, Isa dan Muhammad. Menurut F.E. Peters, " Al-Qur'an menyatakan 29:46,
Muslim mempercayai dan sejarawan menyetujui, bahwa Muhammad dan
pengikutnya menyembah Tuhan yang sama dengan yang disembah Yahudi.
Allah-nya Al-Qur'an adalah Tuhan Sang Pencipta yang ada dalam kisah
Ibrahim. Peters mengatakan bahwa Al-Qur'an menggambarkan Allah lebih
berkuasa dan jauh dibandingkan dengan Yahweh, dan juga merupakan Tuhan universal, tidak seperti Yahweh yang lebih dekat dengan bangsa Israel.[5]
Nama-nama Allah
Berdasarkan keterangan : Allaahu ismun li dzaatil wajibul wujuud
artinya : Allah itu adalah sebuah nama kepada yang pasti ada
keberadaannya (eksistensi). Jadi jelaslah Allah itu adalah sebuah nama
kepada sesuatu yang wajib untuk dilayani dengan sebenar-benarnya, karena
berdasarkan keterangan: Allaahu ismun li dzaati ma'budi bi haqq
artinya : Allaah itu adalah sebuah nama kepada sesuatu yang wajib
dilayani (ma'budi) dengan sebenar-benarnya pelayanan (ibadah).
Dalam tradisi Islam disebutkan ada 99 nama untuk Allah (Asmaaul
Husna), diambil dari nama-nama yang digunakan Al-Qur'an untuk merujuk
kepada Allah.[6] Di antara nama-nama tersebut adalah :
-
Al Malikul Mulk (Raja diRaja, Maha Raja)
-
Al Hayy (Maha Hidup)
-
Al Muhyii (Maha Memberi Kehidupan)
Sifat Sifat Allah
Sesungguhnya sifat-sifat Allah yang mulia tidak terbatas/terhingga.
Di antaranya juga tercantum dalam Asma'ul Husna. Sebagian ulama
merumuskan 20 Sifat Allah yang wajib dipahami dan diimani oleh umat
Islam di antaranya:
1. Wujud (ada) dan mustahil Allah itu tidak ada (adam).
“ | Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam. | ” |
—(Al A'raf 54)
|
2. Qidam (terdahulu) dan mustahil Allah itu huduts (baru).
“ | Dialah Yang Awal… | ” |
—(Al Hadid 3)
|
3. Baqo’ (kekal) dan mustahil Allah itu fana’ (binasa). Allah sebagai Tuhan Semesta Alam akan hidup terus menerus. Kekal abadi mengurus makhluk ciptaan-Nya. Jika Tuhan itu fana’ atau mati, bagaimana nasib ciptaan-Nya seperti manusia?
“ | Dan bertawakkallah kepada Allah Yang Hidup (Kekal) Yang tidak mati… | ” |
—(Al Furqan 58)
|
4. Mukhollafatuhu lil hawaadits (tidak serupa dengan makhluk-Nya) dan mustahil Allah itu sama dengan makhluk-Nya (mumaatsalaatuhu lil hawaadits).
“ | …Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia… | ” |
—(Asy Syu'ara' 11)
|
5. Qiyamuhu binafsihi (berdiri dengan sendirinya) dan mustahil Allah itu qiyamuhu bi ghairihi (berdiri-Nya dengan yang lain).
“ | …Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. | ” |
—(Al ‘Ankabut 6}
|
6. Wahdaaniyah (Esa atau Satu) dan mustahil Allah itu banyak (ta’addud) misalnya 2, 3, 4, dan seterusnya. Allah itu Maha Kuasa.
“ | Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada tuhan yang lain beserta-Nya. Kalau ada tuhan beserta-Nya, masing-masing tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu. | ” |
—(Al Mu’minun 91}
|
“ | Katakanlah, "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia." | ” |
—(Al Ikhlas 1-4)
|
7. Qudrat (Kuasa) dan mustahil Allah itu ‘ajaz (lemah). Jikalau Allah itu lemah, tentu saja makhluk ciptaan-Nya dapat mengalahkan-Nya.
“ | Jika Dia kehendaki, niscaya Dia musnahkan kamu dan mendatangkan makhluk baru (untuk menggantikan kamu). Dan yang demikian tidak sulit bagi Allah. | ” |
—(Fathir 16-17)
|
8. Ilmu (Mengetahui) dan mustahil Allah itu jahal (bodoh). Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, karena Dialah yang menciptakan-Nya.
“ | …dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya… | ” |
—(Al An'am 59)
|
9. Hayat (Hidup) dan mustahil Allah itu maut (mati).
Hidupnya Allah tidak seperti hidupnya manusia. Manusia dihidupkan oleh
Allah yang kemudian akan mati, sedangkan Allah tidak akan mati. Ia akan
hidup terus selama-lamanya.
“ | Dan bertawakkallah kepada Allah Yang Hidup (Kekal) Yang tidak mati… | ” |
—(Al Furqan 58)
|
10. Sama’ (mendengar) dan mustahil Allah bersifat shomam (tuli).
“ | …Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui | ” |
—(Al Baqarah 256)
|
11. Bashar (melihat) dan mustahil Allah bersifat ‘Amaa (buta).
“ | Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. | ” |
—(Al Hujurat 18)
|
Frase yang mengandung kata Allah
Contoh kata-kata yang menggunakan kata Allah:
-
Laa ilaaha illallaah (Tiada Tuhan selain Allah)
-
Allahu Akbar (الله أكبر) (Allah Maha Besar)
-
Bismillah (بسم الله ) (Dengan nama Allah)
-
Insya Allah (إن شاء الله) (Jika Allah menghendaki)
-
Masya Allah
(ما شاء الله) (Kata yang biasanya diucapkan jika melihat sesuatu yang
aneh (ganjil) kadang-kadang diganti dengan kata "Subhan Allah")
-
Subhan Allah (سبحان الله) (Maha Suci Allah)
-
Alhamdulillah (الحمد لله) (Segala Puji bagi Allah)
-
Allahua`lam (الله أعلم) (Allah Maha Mengetahui)
-
Jazaa kallaahu khairan (جزاك الله خيراً; ucapan pernyataan terima kasih yang sebenarnya berarti "Semoga Allah memberikan balasan yang baik kepadamu")
Keberadaan Allah
Para Imam yang empat telah sepakat bahwa Rahmat Allah Subhanahu wa ta'alla berada di atas 'Arsy[7] dan tidak ada satu pun dari makhluk yang serupa dengan-Nya.[8]
Allah dalam Kristen
Katekismus Singkat Westminster mendefinisikan Allah sebagai roh,
yang tidak terbatas, kekal, dan tidak berubah, dalam pengetahuan-Nya,
dalam kebijaksanaan-Nya, dalam kekuasaan-Nya, dalam kekudusan-Nya, dalam
keadilan-Nya, dalam kebaikan-Nya, dan dalam kebenaran-Nya.
Dalam konsep terdapat 5 eksistensi mutlak Allah:
-
Allah itu kekal, tidak berawal dan tidak berakhir (Keluaran 3:14, Ibrani 7:3, Wahyu 1:8, Wahyu 22:13)
-
Allah itu esa (Ulangan 6:4, Yesaya 45:5,21, ;1 Timotius 1:17)
-
Allah itu tidak berubah-ubah (Maleakhi 3:6, Yakobus 1:17)
-
Allah itu tidak ada persamaannya (Mazmur 86:8, Yesaya 40:25, II Samuel 7:22)
-
Allah itu mahakuasa, khalik (pencipta) langit dan bumi serta segala isinya yang kelihatan maupun tidak (Kejadian 1:1-31)
Tiga Kodrat Allah Dalam Iman Kristiani
Menurut iman kristiani, Allah sebagai oknum/pribadi memiliki dalam
diri-Nya 3 (tiga); kodrat kuasa-Nya atau kodrat Ketuhanan-Nya, yaitu:
-
Mencipta: Kuasa Mencipta ini dalam Perjanjian baru disebut oleh Yesus dengan predikat BAPA (Matius 11:25, lukas 10:21)
-
Berfirman: Kuasa berfirman (dan bertindak) ini dalam Perjanjian baru disebut oleh Yesus dengan predikat ANAK (Yohanes 1:14, Yohanes 1:18, Matius 16:16)
-
Roh Allah: Roh Allah yang berkuasa memelihara, mengayomi, membimbing dan menolong ini dalam Perjanjian baru oleh Yesus disebut dengan Roh Kudus (Yohanes 14:16-17, Yohanes 14:26, 15:26)
Penggunaan kata Allah
Secara pengucapan juga ada perbedaan dengan Allah dalam tradisi
Islam. Allah dalam agama Kristen diucapkan dengan 'alah', bukan 'allah'
seperti umat Islam ucapkan, Allah dalam tradisi Islam diucapkan dengan
logat bahasa Arab. Seringkali umat Islam di Indonesia mengucapkannya dengan susah dan salah, yakni dengan 'awlloh' (logat Jawa).
Pemerintah Malaysia pada tahun 2007 melarang penggunaan kata Allah di
luar konteks Muslim, tetapi Pengadilan Tinggi pada tahun 2009
membatalkan keputusan itu dengan dasar inkonstitusional. Pemerintah
Malaysia telah mengajukan banding atas keputusan pengadilan, dan
Pengadilan Tinggi telah menunda pelaksaan hasil keputusan hingga banding
diajukan.
Konsep Islam teologikal fundamental ialah tauhid, yaitu kepercayaan tentang keesaan Tuhan. Istilah Arab untuk Tuhan ialah Ilāh; kebanyakan ilmuwan[rujukan?] percaya kata Allah didapat dari penyingkatan dari kata al- (si) dan ʾilāh' (dewa, bentuk maskulin), bermaksud "Tuhan" (al-ilāh'), tetapi yang lain menjejakkan asal usulnya dari bahasa Aram Alāhā.[21] Kata Allah juga adalah kata yang digunakan oleh orang Kristen (Nasrani) dan Yahudi Arab sebagai terjemahan dari ho theos dari Perjanjian Baru dan Septuaginta. Yang pertama dari Lima Rukun Islam, tauhid dituangkan dalam syahadat (pengakuan), yaitu bersaksi:
“ |
لا إله إلا الله محمد رسول الله Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah |
” |
Konsep tauhid ini dituangkan dengan jelas dan sederhana di dalam al-Qur'an pada Surah Al-Ikhlas yang terjemahannya adalah:
-
Katakanlah: "Dia-lah Allah (Tuhan), Yang Maha Esa,
-
Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu,
-
Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,
-
dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."
Nama "Allah" tidak memiliki bentuk jamak dan tidak diasosiasikan
dengan jenis kelamin tertentu. Dalam Islam sebagaimana disampaikan dalam
al-Qur'an dikatakan:
- "(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat". (Asy-Syu'ara' [42]:11)
Allah adalah Nama Tuhan (ilah) dan satu-satunya Tuhan sebagaimana perkenalan-Nya kepada manusia melalui al-Quran :
- "Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku". (Ta Ha [20]:14)
Pemakaian kata Allah secara linguistik mengindikasikan kesatuan. Umat
Islam percaya bahwa Tuhan yang mereka sembah adalah sama dengan Tuhan
umat Yahudi dan Nasrani, dalam hal ini adalah Tuhan Ibrahim. Namun,
Islam menolak ajaran Kristen menyangkut paham Trinitas dimana hal ini dianggap Politeisme.
- "Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agama dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya al-Masih, Isa putra Maryam itu adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan kalimat-Nya) yang disampaikannya kepada Maryam dan (dengan tiupan ) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Dan janganlah kamu mengatakan :"Tuhan itu tiga", berhentilah dari ucapan itu. Itu lebih baik bagi kamu. Sesungguhnya Allah Tuhan yang Maha Esa. Maha suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara".
Dalam Islam, visualisasi atau penggambaran Tuhan tidak dapat
dibenarkan, hal ini dilarang karena dapat berujung pada pemberhalaan dan
justru penghinaan, karena Tuhan tidak serupa dengan apapun (Asy-Syu'ara' [42]:11). Sebagai gantinya, Islam menggambarkan Tuhan dalam 99 nama/gelar/julukan Tuhan (asma'ul husna) yang menggambarkan sifat ketuhanan-Nya sebagaimana terdapat pada al-Qur'an.
Al-Qur'an
Al-Qur'an adalah kitab suci ummat Islam yang diwahyukan Allah kepada Muhammad melalui perantaraan Malaikat Jibril.
Secara harfiah Qur'an berarti bacaan. Namun walau terdengar merujuk ke
sebuah buku/kitab, ummat Islam merujuk Al-Qur'an sendiri lebih pada
kata-kata atau kalimat di dalamnya, bukan pada bentuk fisiknya sebagai
hasil cetakan.
Umat Islam percaya bahwa Al-Qur'an disampaikan kepada Muhammad melalui malaikat Jibril. Penurunannya sendiri terjadi secara bertahap antara tahun 610 hingga hingga wafatnya beliau 632 M.
Walau Al-Qur'an lebih banyak ditransfer melalui hafalan, namun sebagai
tambahan banyak pengikut Islam pada masa itu yang menuliskannya pada
tulang, batu-batu dan dedaunan.
Umat Islam percaya bahwa Al-Qur'an yang ada saat ini persis sama
dengan yang disampaikan kepada Muhammad, kemudian disampaikan lagi
kepada pengikutnya, yang kemudian menghapalkan dan menulis isi Al Qur'an
tersebut. Secara umum para ulama menyepakati bahwa versi Al-Qur'an yang
ada saat ini pertama kali dikompilasi pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan (khalifah Islam ke-3) yang berkisar antara 650 hingga 656 M. Utsman bin Affan
kemudian mengirimkan duplikat dari versi kompilasi ini ke seluruh
penjuru kekuasaan Islam pada masa itu dan memerintahkan agar semua versi
selain itu dimusnahkan untuk keseragaman.[22]
Al-Qur'an memiliki 114 surah , dan sejumlah 6.236 ayat (terdapat perbedaan tergantung cara menghitung).[23]
Hampir semua Muslim menghafal setidaknya beberapa bagian dari
keseluruhan Al-Qur'an, mereka yang menghafal keseluruhan Al-Qur'an
dikenal sebagai hafiz
(jamak:huffaz). Pencapaian ini bukanlah sesuatu yang jarang, dipercayai
bahwa saat ini terdapat jutaan penghapal Al-Qur'an diseluruh dunia. Di Indonesia
ada lomba Musabaqah Tilawatil Qur'an yaitu lomba membaca Al-Qur'an
dengan tartil atau baik dan benar. Yang membacakan disebut Qari (pria)
atau Qariah (wanita).
Muslim juga percaya bahwa Al-Qur'an hanya berbahasa Arab.
Hasil terjemahan dari Al-Qur'an ke berbagai bahasa tidak merupakan
Al-Qur'an itu sendiri. Oleh karena itu terjemahan hanya memiliki
kedudukan sebagai komentar terhadap Al-Qur'an ataupun bentuk usaha untuk
mencari makna Al-Qur'an, tetapi bukan Al-Qur'an itu sendiri.
Nabi Muhammad S.A.W
Muhammad (570-632 M) adalah nabi terakhir dalam ajaran Islam dimana mengakui kenabiannya merupakan salah satu syarat untuk dapat disebut sebagai seorang muslim (lihat syahadat).
Dalam Islam Muhammad tidak diposisikan sebagai seorang pembawa ajaran
baru, melainkan merupakan penutup dari rangkaian nabi-nabi yang
diturunkan sebelumnya.
Terlepas dari tingginya statusnya sebagai seorang Nabi, Muhammad
dalam pandangan Islam adalah seorang manusia biasa. Namun setiap
perkataan dan perilaku dalam kehidupannya dipercayai merupakan bentuk
ideal dari seorang muslim. Oleh karena itu dalam Islam dikenal istilah hadits
yakni kumpulan perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan maupun
persetujuan Muhammad. Hadits adalah teks utama (sumber hukum) kedua
Islam setelah Al Qur'an.
0 komentar:
Posting Komentar