Alam, Menurut Wikipedia bahasa indonesia, ialah seluruh zat dan energi, khususnya dalam bentuk esensinya. Alam ialah mata pelajaran studi ilmiah. Dalam skala, "alam" termasuk segala sesuatu dari semesta pada subatom. Ini termasuk seluruh hal binatang, tanaman, dan mineral; seluruh sumber daya alam dan peristiwa (hurrikan, tornado, gempa bumi). Juga termasuk perilaku binatang hidup, dan proses yang dihubungkan dengan benda mati.
Alam di luar bumi dan atmosfernya
Peristiwa dan fenomena di luar bumi dan atmosfernya ialah dalam ilmu alam astronomi.
Kehidupan,
Kehidupan, karakteristik dan tingkah laku organisme, bagaimana spesies dan individu menjadi ada, dan interaksinya satu sama lain dan dengan lingkungannya seluruhnya dalam ilmu alam biologi.
Kimia
Struktur, sifat, komposisi, dan reaksi unsur dan senyawa kimia merupakan bagian ilmu alam kimia.Materi dan gaya
Tingkah laku dan interaksi materi dan gaya ialah bagian ilmu alam fisika.Bumi
Segala sesuatu yang berkaitan dengan planet bumi ialah bagian ilmu bumi.Supranatural
Kebanyakan orang percaya dalam adanya dunia nonmateri dalam pandangan melebihi yang dari hanya pengalaman batin. Mereka lebih percaya dalam badan supranatural dan dalam kenyataan supranatural yang sama sekali berbeda dengan dunia alam. Jika sebagaimana sebuah realitas ada, banyak ilmuwan dan lainnya menegaskan bahwa itu melewati pencapaian ilmiah. Sains telah sangat berhasil dalam membawa yang rupanya tak dapat dipahami dan menurut dugaan fenomena supranatural dalam jangkauannya.Metafisika
Dalam filsafat, pandangan bahwa dunia materi atom, hewan, gravitasi, bintang, angin, kuman, dsb, sesungguhnya ada secara independen dari pengamatan kita yang disebut realisme; pandangan yang bertentangan disebut idealisme.Alami dan artifisial
Perbedaan sering digambarkan antara "alami" dan "artifisial" (="buatan tangan"). Dapatkah perbedaan ini dibenarkan? Sebuah pendekatan ialah untuk mengeluarkan pikiran dari alam natural; lainnya ialah untuk tak hanya mengeluarkan pikiran, namun juga manusia dan pengaruh mereka. Dalam kasus lain, batas antara alami dan artifisial sulit digambarkan. Beberapa orang percaya lebih baik masalah dihindari dengan mengatakan bahwa segala sesuatu itu alami, namun berbuat sedikit untuk menjelaskan konsep "artifisial". Dalam tiap peristiwa, ambiguitas tentang perbedaan antara alami dan artifisial menggerakkan banyak seni, sastra dan filsafat.
Pendekatan lain ialah untuk membedakan proses alamiah dan proses artifisial (buatan tangan). Dalam sudut pandang ini, suatu proses dianggap terjadi pada behest manusia, atau tidak. Sebagai contoh, menekan sakelar lampu barangkali menerangi ruangan, atau barangkali matahari terbit menerangi ruangan. Dalam sudut pandang ini, matahari terbit akan disebut sebagai proses alamiah; keputusan manusia untuk menekan sakelar lampu akan disebut sebagai penerangan buatan, dalam perbandingan. Dalam sudut pandang ini, kecerdasan (seni atau sastra) terang merupakan akibat perbuatan manusia yang disengaja; lebih lanjut, perbuatan menetapkan kedudukan filosofi dapat juga merupakan tindakan yang disengaja (dan karenanya pada behest manusia), apakah atau tidak muatan filsafat ialah untuk menjadi tentang sains.Bencana alam
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa fisik, seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas manusia. Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian. Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari bencana dan daya tahan mereka[1]. Pemahaman ini berhubungan dengan pernyataan: "bencana muncul bila ancaman bahaya bertemu dengan ketidakberdayaan". Dengan demikian, aktivitas alam yang berbahaya tidak akan menjadi bencana alam di daerah tanpa ketidakberdayaan manusia, misalnya gempa bumi di wilayah tak berpenghuni. Konsekuensinya, pemakaian istilah "alam" juga ditentang karena peristiwa tersebut bukan hanya bahaya atau malapetaka tanpa keterlibatan manusia. Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada bentuk bahayanya sendiri, mulai dari kebakaran, yang mengancam bangunan individual, sampai peristiwa tubrukan meteor besar yang berpotensi mengakhiri peradaban umat manusia.Namun demikian pada daerah yang memiliki tingkat bahaya tinggi (hazard) serta memiliki kerentanan/kerawanan (vulnerability) yang juga tinggi tidak akan memberi dampak yang hebat/luas jika manusia yang berada disana memiliki ketahanan terhadap bencana (disaster resilience). Konsep ketahanan bencana merupakan valuasi kemampuan sistem dan infrastruktur-infrastruktur untuk mendeteksi, mencegah & menangani tantangan-tantangan serius yang hadir. Dengan demikian meskipun daerah tersebut rawan bencana dengan jumlah penduduk yang besar jika diimbangi dengan ketetahanan terhadap bencana yang cukup.
12 Bencana Alam Terdahsyat di Dunia
Tuesday, 25 May 2010 13:51 | |||||||||||||||
Bencana besar sudah berkali-kali menimpa bumi. Termasuk salah satunya adalah letusan Gunung Tambora di Indonesia juga yang terbesar dengan 80 ribu orang tewas dan menimbulkan kelaparan luar biasa. Populasi dunia telah meningkat dramatis luar biasa dalam satu abad terakhir dan lebih banyak orang yang hidup dalam lingkungan yang berbahaya. Menurut para ahli badai besar dan tsunami menjadi yang paling potensial membunuh massa di masa kini daripada di masa lalu. Meskipun tidak semua bencana tercatat, namun berikut daftar bencana terburuk dalam sejarah. May 2008 – Angin puyuh Nargis membunuh 140 ribu orang lebih. Korban terperangkap dalam kejaran pusaran, dan tidak mampu lari lebih jauh, mengubur penduduk di lahan pertanian di Myanmar hingga tersapu bersih. 8 Oktober 2005 – Gempa berkekuatan 7,6 magnitudo di Pakistan merenggut nyawa lebih dari 40 ribu manusia. Kerusakan hebat disebabkan oleh pusat tumbukan di patahan dangkal. 26 Desember 2004 – Lautan Hindia menjadi pusat gempa berkekuatan 9,3 skala magnitudo dan memicu tsunami Sumatera di mana diperkirakan sebanyak 225 ribu orang menjadi korban. Banyak wilayah di belahan bumi lain yang juga mengalami dampak peristiwa tersebut. Aceh adalah wilayah yang mempunyai korban terbanyak. 1992 – Angin topan Andrew meskipun hanya mengambil nyawa 26 orang tetapi kerusakan properti ditaksir mencapai US$25 miliar (Rp 233,4 triliun), dijuluki sebagai bencana alam termahal dalam sejarah Amerika Serikat sepanjang waktu. 1985 – Letusan gunung Nevado del Ruiz di Kolombia membunuh 25 ribu manusia, sebagian besar terperangkap dalam aliran lahar dan lumpur ganas. 1976 – Gempa bumi Tangsha di China, 8 skala magnitudo, merampas jiwa manusia tidak berdosa antara 225 ribu hingga 655 ribu orang. 1931 – Luapan sungai Kuning, menyebarkan kesakitan luar biasa bagi 1 juta hingga 3,7 juta nyawa melalui peristiwa penenggelaman, penyakit, kelaparan dan banjir. Sungai tersebut tercatat juga pernah menimbulkan katastrofi pada tahun 1887, dengan jumlah korban jiwa hampir sama. 1815 – Gunung Tambora, Indonesia, meletupkan lahar panas dan membunuh 80 ribu orang dan menimbulkan kelaparan luar biasa. 1737 – Calcutta, India, membunuh 300 ribu jiwa. Analisis awal mengatakan karena gempa, namun ilmuwan lebih bersandar pada angin puting beliung. 1556 – Shannzi China, gempa bumi mengambil 830 ribu nyawa. Tidak ada seorang pun mengetahui kedatangannya yang tiba-tiba dan sedikit yang selamat dari guncangan seismik tersebut. 1138 – Bumi bergoyang di Allepo, Syria, merenggut 230 ribu korban. Terdaftar dalam survei geologi Amerika Serikat sebagai gempa bumi paling mematikan keempat sepanjang sejarah manusia. 1500 sebelum Masehi – Pulau Stroggli Mediterania terhempas. Sebuah tsunami menghapus kebudayaan Minoa, di sebuah area yang dikenal dengan nama Santorini, Plato menyebut situs tersebut sebagai kelenyapan Atlantis. Bencana Alam Di Darat Longsor saljuDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Longsor salju adalahnya longsornya salju kebawah. Longsor salju terjadi di pegunungan. Longsor salju merupakan salah satu bahasa terbesar di pegunungan terhadap kehidupan dan properti. Banyak faktor yang menyebabkan longsor salju. Berat salju yang terlalu besar biasanya menyebabkan longsor. Longsoran salju dapat dipicu secara alami atau aktivitas manusia. Longsor biasanya terjadi di daerah pegunungan. Longsoran salju dapat mencampur dengan udara dan air. Longsoran yang sangat kuat memiliki kemampuan untuk membawa es, batu, pohon, dan bahan lain yang ada pada lereng. Longsoran terutama terdiri dari salju yang mengalir, dan berbeda dari longsoran tanah, jatuhan batu, longsoran batu, dan runtuhan serac. Di daerah pegunungan, longsoran merupakan bahaya yang paling serius terhadap nyawa dan harta benda, dengan kemampuan merusaknya yang meruapakn akibat dari hasil potensi mereka untuk membawa massa besar salju dengan cepat dan dengan jarak yang luas. Longsoran diklasifikasikan berdasarkan karakteristik morfologi, dan dinilai menurut potensi merusak mereka atau massa dari salju yang mengalir ke bawah. Beberapa karakteristik morfologi yang digunakan untuk mengklasifikasikannya, yaitu jenis longsoran salju yang terlibat, sifat kegagalan, permukaan lereng, mekanisme propagasi dari kegagalan, pemicu longsoran salju, sudut kemiringan, arah, dan ketinggian. Ukuran, massa, dan potensi merusak dari sebuah longsor dinilai pada skala logaritmik, biasanya terdiri atas 4 sampai 7 kategori, dengan ketepatan definisi dari kategori-kategori tersebut tergantung pada sistem pengamatan atau ramalan wilayah. Pemanasan globalDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas (Dialihkan dari Pemanasan Global) Pemanasan global atau Global Warming adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia"[1] melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut. Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100.[1] Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca di masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil.[1] Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan. Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim,[2] serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan. Beberapa hal-hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi di masa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca. Gempa bumiDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa bumi juga digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi tersebut. Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan.Tipe gempa bumi
Penyebab terjadinya gempa bumiKebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa bumi akan terjadi.Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut. Gempa bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km. Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa bumi (jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam bumi (contoh. pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi Sejarah gempa bumi besar pada abad ke-20 dan 21
LaharDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Lahar (dari bahasa Jawa) adalah aliran material vulkanik yang biasanya berupa campuran batu, pasir dan kerikil akibat adanya aliran air yang terjadi di lereng gunung (gunung berapi). Di Indonesia khususnya, aktivitas aliran lahar ini akan meningkat seiring dengan meningkatnya intensitas curah hujan.Aliran lahar sangat berbahaya terutama bagi penduduk yang tinggal di perkampungan yang berada di lereng gunung ataupun bagi para penambang pasir yang sering berada di daerah aliran lahar ini. Lahar dapat mengalir dengan kecepatan beberapa puluh meter per detik menempuh jarak sampai beberapa kilometer membawa energi yang cukup besar. Untuk itu biasanya lahar dibuatkan saluran khusus yang di dalam ilmu geoteknik dikenal sebagai "sabo". Beberapa gunung di Indonesia yang mempunyai aktivitas aliran lahar ini misalnya Gunung Galunggung di Jawa Barat dan Gunung Merapi di Jawa Tengah/Yogyakarta. Gunung meletusDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung berapi yang membawa batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km. Tidak semua gunung berapi sering meletus. Gunung berapi yang sering meletus disebut gunung berapi aktif. Berbagai Tipe Gunung Berapi
Ciri-ciri gunung berapi akan meletusGunung berapi yang akan meletus dapat diketahui melalui beberapa tanda, antara lain
Hasil letusan gunung berapiBerikut adalah hasil dari letusan gunung berapi, antara lain :
Penyebab Terjadinya BanjirSecara umum, penyebab terjadinya banjir adalah sebagai berikut.[2]
Dampak Dari BanjirBanjir dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup berupa:[1]
TsunamiDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Tsunami (bahasa Jepang: 津波; tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami. Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih. Sejarawan Yunani bernama Thucydides merupakan orang pertama yang mengaitkan tsunami dengan gempa bawah laut. Namun hingga abad ke-20, pengetahuan mengenai penyebab tsunami masih sangat minim. Penelitian masih terus dilakukan untuk memahami penyebab tsunami. Teks-teks geologi, geografi, dan oseanografi di masa lalu menyebut tsunami sebagai "gelombang laut seismik". Beberapa kondisi meteorologis, seperti badai tropis, dapat menyebabkan gelombang badai yang disebut sebagai meteor tsunami yang ketinggiannya beberapa meter diatas gelombang laut normal. Ketika badai ini mencapai daratan, bentuknya bisa menyerupai tsunami, meski sebenarnya bukan tsunami. Gelombangnya bisa menggenangi daratan. Gelombang badai ini pernah menggenangi Burma (Myanmar) pada Mei 2008. Wilayah di sekeliling Samudra Pasifik memiliki Pacific Tsunami Warning Centre (PTWC) yang mengeluarkan peringatan jika terdapat ancaman tsunami pada wilayah ini. Wilayah di sekeliling Samudera Hindia sedang membangun Indian Ocean Tsunami Warning System (IOTWS) yang akan berpusat di Indonesia. Bukti-bukti historis menunjukkan bahwa megatsunami mungkin saja terjadi, yang menyebabkan beberapa pulau dapat tenggelam TerminologiKata tsunami berasal dari bahasa jepang, tsu berarti pelabuhan, dan nami berarti gelombang. Tsunami sering terjadi Jepang. Sejarah Jepang mencatat setidaknya 196 tsunami telah terjadi.Pada beberapa kesempatan, tsunami disamakan dengan gelombang pasang. Dalam tahun-tahun terakhir, persepsi ini telah dinyatakan tidak sesuai lagi, terutama dalam komunitas peneliti, karena gelombang pasang tidak ada hubungannya dengan tsunami. Persepsi ini dahulu populer karena penampakan tsunami yang menyerupai gelombang pasang yang tinggi. Tsunami dan gelombang pasang sama-sama menghasilkan gelombang air yang bergerak ke daratan, namun dalam kejadian tsunami, gerakan gelombang jauh lebih besar dan lebih lama, sehingga memberika kesan seperti gelombang pasang yang sangat tinggi. Meskipun pengartian yang menyamakan dengan "pasang-surut" meliputi "kemiripan" atau "memiliki kesamaan karakter" dengan gelombang pasang, pengertian ini tidak lagi tepat. Tsunami tidak hanya terbatas pada pelabuhan. Karenanya para geologis dan oseanografis sangat tidak merekomendasikan untuk menggunakan istilah ini. Hanya ada beberapa bahasa lokal yang memiliki arti yang sama dengan gelombang merusak ini. Aazhi Peralai dalam Bahasa Tamil, ië beuna atau alôn buluëk (menurut dialek) dalam Bahasa Aceh adalah contohnya. Sebagai catatan, dalam bahasa Tagalog versi Austronesia, bahasa utama di Filipina, alon berarti "gelombang". Di Pulau Simeulue, daerah pesisir barat Sumatra, Indonesia, dalam Bahasa Defayan, smong berarti tsunami. Sementara dalam Bahasa Sigulai, emong berarti tsunami. Penyebab terjadinya tsunamiTsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau.Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami. Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer. Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng benua. Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter. Gempa yang menyebabkan tsunami
Sistem Peringatan DiniBanyak kota-kota di sekitar Pasifik, terutama di Jepang dan juga Hawaii, mempunyai sistem peringatan tsunami dan prosedur evakuasi untuk menangani kejadian tsunami. Bencana tsunami dapat diprediksi oleh berbagai institusi seismologi di berbagai penjuru dunia dan proses terjadinya tsunami dapat dimonitor melalui perangkat yang ada di dasar atau permukaan laut yang terhubung dengan satelit.Perekam tekanan di dasar laut bersama-sama denganperangkat yang mengapung di laut buoy, dapat digunakan untuk mendeteksi gelombang yang tidak dapat dilihat oleh pengamat manusia pada laut dalam. Sistem sederhana yang pertama kali digunakan untuk memberikan peringatan awal akan terjadinya tsunami pernah dicoba di Hawaii pada tahun 1920-an. Kemudian, sistem yang lebih canggih dikembangkan lagi setelah terjadinya tsunami besar pada tanggal 1 April 1946 dan 23 Mei 1960. Amerika serikat membuat Pasific Tsunami Warning Center pada tahun 1949, dan menghubungkannya ke jaringan data dan peringatan internasional pada tahun 1965. Salah satu sistem untuk menyediakan peringatan dini tsunami, CREST Project, dipasang di pantai Barat Amerika Serikat, Alaska, dan Hawai oleh USGS, NOAA, dan Pacific Northwest Seismograph Network, serta oleh tiga jaringan seismik universitas. Hingga kini, ilmu tentang tsunami sudah cukup berkembang, meskipun proses terjadinya masih banyak yang belum diketahui dengan pasti. Episenter dari sebuah gempa bawah laut dan kemungkinan kejadian tsunami dapat cepat dihitung. Pemodelan tsunami yang baik telah berhasil memperkirakan seberapa besar tinggi gelombang tsunami di daerah sumber, kecepatan penjalarannya dan waktu sampai di pantai, berapa ketinggian tsunami di pantai dan seberapa jauh rendaman yang mungkin terjadi di daratan. Walaupun begitu, karena faktor alamiah, seperti kompleksitas topografi dan batimetri sekitar pantai dan adanya corak ragam tutupan lahan (baik tumbuhan, bangunan, dll), perkiraan waktu kedatangan tsunami, ketinggian dan jarak rendaman tsunami masih belum bisa dimodelkan secara akurat. Sistem Peringatan Dini Tsunami di IndonesiaPemerintah Indonesia, dengan bantuan negara-negara donor, telah mengembangkan Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia (Indonesian Tsunami Early Warning System - InaTEWS). Sistem ini berpusat pada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Jakarta. Sistem ini memungkinkan BMKG mengirimkan peringatan tsunami jika terjadi gempa yang berpotensi mengakibatkan tsunami. Sistem yang ada sekarang ini sedang disempurnakan. Kedepannya, sistem ini akan dapat mengeluarkan 3 tingkat peringatan, sesuai dengan hasil perhitungan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan (Decision Support System - DSS).Pengembangan Sistem Peringatan Dini Tsunami ini melibatkan banyak pihak, baik instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga internasional, lembaga non-pemerintah. Koordinator dari pihak Indonesia adalah Kementrian Negara Riset dan Teknologi (RISTEK). Sedangkan instansi yang ditunjuk dan bertanggung jawab untuk mengeluarkan INFO GEMPA dan PERINGATAN TSUNAMI adalah BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika). Sistem ini didesain untuk dapat mengeluarkan peringatan tsunami dalam waktu paling lama 5 menit setelah gempa terjadi. Sistem Peringatan Dini memiliki 4 komponen: Pengetahuan mengenai Bahaya dan Resiko, Peramalan, Peringatan, dan Reaksi.Observasi (Monitoring gempa dan permukaan laut), Integrasi dan Diseminasi Informasi, Kesiapsiagaan. Cara KerjaSebuah Sistem Peringatan Dini Tsunami adalah merupakan rangkaian sistem kerja yang rumit dan melibatkan banyak pihak secara internasional, regional, nasional, daerah dan bermuara di Masyarakat.Apabila terjadi suatu Gempa, maka kejadian tersebut dicatat oleh alat Seismograf (pencatat gempa). Informasi gempa (kekuatan, lokasi, waktu kejadian) dikirimkan melalui satelit ke BMKG Jakarta. Selanjutnya BMG akan mengeluarkan INFO GEMPA yang disampaikan melalui peralatan teknis secara simultan. Data gempa dimasukkan dalam DSS untuk memperhitungkan apakah gempa tersebut berpotensi menimbulkan tsunami. Perhitungan dilakukan berdasarkan jutaan skenario modelling yang sudah dibuat terlebih dahulu. Kemudian, BMKG dapat mengeluarkan INFO PERINGATAN TSUNAMI. Data gempa ini juga akan diintegrasikan dengan data dari peralatan sistem peringatan dini lainnya (GPS, BUOY, OBU, Tide Gauge) untuk memberikan konfirmasi apakah gelombang tsunami benar-benar sudah terbentuk. Informasi ini juga diteruskan oleh BMKG. BMKG menyampaikan info peringatan tsunami melalui beberapa institusi perantara, yang meliputi (Pemerintah Daerah dan Media). Institusi perantara inilah yang meneruskan informasi peringatan kepada masyarakat. BMKG juga menyampaikan info peringatan melalui SMS ke pengguna ponsel yang sudah terdaftar dalam database BMKG. Cara penyampaian Info Gempa tersebut untuk saat ini adalah melalui SMS, Facsimile, Telepon, Email, RANET (Radio Internet), FM RDS (Radio yang mempunyai fasilitas RDS/Radio Data System) dan melalui Website BMG (www.bmg.go.id). Pengalaman serta banyak kejadian dilapangan membuktikan bahwa meskipun banyak peralatan canggih yang digunakan, tetapi alat yang paling efektif hingga saat ini untuk Sistem Peringatan Dini Tsunami adalah RADIO. Oleh sebab itu, kepada masyarakat yang tinggal didaerah rawan Tsunami diminta untuk selalu siaga mempersiapkan RADIO FM untuk mendengarkan berita peringatan dini Tsunami. Alat lainnya yang juga dikenal ampuh adalah Radio Komunikasi Antar Penduduk. Organisasi yang mengurusnya adalah RAPI (Radio Antar Penduduk Indonesia). Mengapa Radio ? jawabannya sederhana, karena ketika gempa seringkali mati lampu tidak ada listrik. Radio dapat beroperasi dengan baterai. Selain itu karena ukurannya kecil, dapat dibawa-bawa (mobile). Radius komunikasinyapun relatif cukup memadai. Tsunami dalam sejarah
Bencana Alam Terkait Cuaca Badai saljuDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Badai salju terjadi saat udara yang hangat dan basah bertemu dengan udara yang dingin. Massa udara yang hangat dan basah dan massa udara yang dingin tersebut dapat mencapai diameter 1000 km atau lebih. Badai salju yang memengaruhi Amerika Serikat Timur Laut sering mendapatkan uap air dari udara yang berpindah ke utara dari Teluk Meksiko dan udara yang dingin dari massa udara yang datang dari Arktik. Di Amerika Serikat Barat Laut, udara yang hangat dan basah dari Samudera Pasifik mendingin saat didorong ke atas oleh pegunungan. Banyak hal yang berbeda dapat memengaruhi gerakan, isi uap, dan suhu massa udara. Semua perbedaan tersebut memengaruhi jenis dan keparahan badai salju.Hujan esDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Proses lain yang dapat menyebabkan hujan adalah riming, dimana uap air lewat dingin tertarik ke permukaan benih-benih es. Karena terjadi pengembunan yang mendadak maka terjadilah es dengan ukuran yang besar. Hujan es disertai puting beliung berasal dari jenis awan bersel tunggal berlapis-lapis (CB) dekat dengan permukaan bumi, dapat juga berasal dari multi sel awan , dan pertumbuhannya secara vertical dengan luasan area horizontalnya sekitar 3 – 5 km dan kejadiannya singkat berkisar antara 3 - 5 menit atau bisa juga 10 menit tapi jarang, jadi wajar kalau peristiwa ini hanya bersifat local dan tidak merata, jenis awan berlapis lapis ini menjulang kearah vertical sampai dengan ketinggian 30.000 feet lebih, Jenis awan berlapis-lapis ini biasa berbentuk bunga kol dan disebut Awan Cumulo Nimbus (CB). |
0 komentar:
Posting Komentar